Syair: Melipat Jarak : Meet n Greet Sapardi Djoko Damono

Melipat Jarak : Meet n Greet Sapardi Djoko Damono - Hallo sahabat puisi,pengertian dari syair dan contoh ragam syair,pengertian syair dan pantun pengertian puisi syair serta pengertian dan contoh syair cuivre, Puisi, baca lagi di Pengertian syair Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Melipat Jarak : Meet n Greet Sapardi Djoko Damono, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Melipat Jarak : Meet n Greet Sapardi Djoko Damono
link : Melipat Jarak : Meet n Greet Sapardi Djoko Damono

Baca juga: sapiens, Pengertian syair


    Melipat Jarak : Meet n Greet Sapardi Djoko Damono

    "pak Sapardi di Manado sekarang? ga sekalian ke gramedia pak biar bisa foto bareng" begitulah respon saya ketika melihat foto yang diunggah akun @.SapardiDD Minggu, 21 Mei 2017 sekitar pukul 10 pagi dengan caption "Sama Aves di Peninsula Manado". kemudian saya log out dari twitter dan melihat Instagram yang baru "dilahirkan kemarin".


    Setahu saya, Pak Sapardi dan beberapa penyair lain berkunjung ke Makassar menghadiri Makassar International Writer Festival 2017 pada pembukaan pameran Manoeskrip Sadjak Sapardi Djoko Damono 1958-1968. lagipula selama beberapa hari ini di Manado, Tomohon, dan Tondano menjadi lokasi syuting film Hujan Bulan Juni yang diadaptasi dari novel beliau. bisa saja SDD mampir ke Manado tapi hanya untuk berlibur atau melihat syuting para pemain. hanya itu.

    Karena sudah capek mengotak-atik gawai, saya putuskan untuk beristirahat. tapi sebelumnya saya log in twitter lagi dengan alasan untuk melihat TTI. saat itu tidak ingat sedang menunggu balasan, atau lebih tepatnya  tidak menunggu karena saya pikir mustahil hari gini bisa bertemu penyair favorit dengan mudah. itu hanya pertanyaan spontan - sama ketika saya mention Thom Yorke yang jelas-jelas tidak akan dibalas. tak disangka, pertanyaan "iseng" saya dibalas. bahkan 3 kali. "Saya ke Gramedia ntar sore jam 4" lalu diperjelas dengan "Nanti jam 4 di Gramedia Manado Town Square". saat itu hampir jam 2 siang. saya belum makan siang dan mandi. sementara perjalanan dari Tondano ke Manado memakan waktu 1 jam, dan uang untuk sehari-sehari sudah menipis. syukurlah saya masih punya sisa uang saku dan ada dukungan moril hehe dari kakak saya. jadi meskipun waktunya tidak memungkinkan, saya harus datang. ini kesempatan emas. salah seorang sastrawan besar di Indonesia kini dekat. saya tidak perlu jauh-jauh terbang ke Jakarta, beliau datang sendiri bak daun mapel yang ditiup angin, jatuh ke tanah Sulawesi Utara. jadi kesempatan emas yang berkilau ini tidak boleh saya lewatkan. atas saran dari sang kakak, saya pun membalas seolah saya seorang dosen padahal sebaliknya, "sampe jam berapa di sana, pak? saya bakal hadir tapi saat ini di tondano" tanpa mengekspresikan rasa senang dengan emoticon. singkat saja dibalas "Jam 5". nah, ketahuan mana yang dosen mana yang bukan. hahaha

    Karena sudah dapat kepastian, saya menge-charge gawai lalu bergegas membeli makanan, makan, dan mandi. buku-buku karya Pak Sapardi juga sudah saya siapkan kecuali coloring book Hujan Bulan Juni. saat menutup pintu, ada kakak kosan juga kebetulan mau keluar jadi saya ditawari tumpangan sampai terminal bus. di perjalanan saya lupa bawa gawai dan akhirnya kami putar balik - sementara di kosan kakak saya lagi siap-siap menyusul dengan membawa gawai yang ketinggalan. setelah berpamitan untuk kedua kalinya, saya kembali meluncur. tiba di terminal, kursi bus jurusan Tondano-Manado masih banyak yang kosong. maklumlah, ini bukan hari kerja. jadi saya putuskan naik angkot ke Tomohon setelah itu naik bus ke Manado. ternyata supir angkot menunggu penumpang juga, jadi saya harus bersabar. syukurlah tak berapa lama seorang ibu dan anak datang, angkot pun jalan. tiba di terminal bus Tomohon saya harus bersabar lagi melihat bus yang hanya ditumpangi dua-tiga orang. biasanya bus di Tomohon sudah banyak penumpang sekalipun itu hari Minggu. ckckck mungkin bus Tondano yang masih kosong tadi sudah penuh, dan jika saya naik bus itu sekarang sudah dalam perjalanan. waktu yang saya miliki habis di jalanan. berpindah dari satu kendaraan ke kendaraan lain dengan bonus kursi-kursi kosong.

    sudah mirip guru & penulis yang sedang rilis buku, belum? 😁


    Tapi masih ada harapan. seperti biasa, dalam perjalanan satu jam atau lebih, saya harus mendengarkan musik untuk menghindari mabuk perjalanan. ketika itu saya memutar lagu Mujizat Itu Nyata - Joy Tobing dan mengucapkan permohonan yang sama pada Tuhan seperti sebelum meninggalkan kosan, "agar saya tidak terlambat datang..". akhirnya jam 4 lewat 18 menit bus mulai jalan. dalam perjalanan menuju Manado saya melihat twitter dan mendapati retweet dari @.sastragpu bahwa ternyata hari ini dijadwalkan Book Signing & Meet n Greet with Sapardi Djoko Damono di Gramedia Mantos. jelas sudah situasi apa yang akan saya hadapi. tapi ada yang jauh lebih penting, acara dimulai pukul 16:00-17:30 WITA. ya, artinya saya masih punya kesempatan.

    dijepit Pak Sapardi dan Bu Sonya

    Pukul 17 lewat 15 menit bus baru tiba di terminal Karombasan. padahal jarak Tomohon-Manado kira-kira hanya setengah jam. tapi biarlah, toh sudah sampai di Manado. masih ada waktu 15 menit sebelum acara selesai. syukurlah akun Pak Sapardi memperjelas lokasi di Gramedia Manado Town Square karena biasanya saya hanya ke Gramedia jalan Samrat. tiba di Mantos saya langkahkan kaki lebar-lebar seperti adegan Naruto dkk yang terbang dari satu batang pohon ke batang pohon yang lain sambil diskusi cara membebaskan Sasuke atau mengobrol kekuatan Orochimaru. Ketika berada di depan pintu, Toko Buku itu sunyi. saya pikir acaranya sudah selesai dan Pak Sapardi sudah meninggalkan lokasi, tapi saya tetap mengedarkan pandangan. di sisi kiri saya mendapati Pak Sapardi sedang berbincang dengan salah satu "orang Gramedia". di ujung meja sebelah kiri ada seorang Ibu, yang adalah istri dari Pak Sapardi. beliau setia mendampingi ke manapun Pak Sapardi pergi. di samping kanan Bu Sonya berdiri banner yang menandakan acara Book Signing & Meet n Greet Sapardi Djoko Damono masih berlangsung. di depan meja berjejer buku-buku Pak Sapardi, termasuk 7 buku yang baru dirilis tahun ini.

    Saya menghampiri mereka. orang yang selama ini saya temui hanya lewat tulisannya kini berada di depan saya. dengan pelan saya berucap "permisi, kak, mo..." menyadari kedatangan saya, lelaki muda (staf Gramedia) tadi langsung mempersilakan saya duduk, begitu juga dengan Pak Sapardi yang dengan ramah mempersilakan saya duduk. dengan rambut acak-acakan, wajah berminyak dan napas ngos-ngosan, saya duduk dan langsung meletakan tas di atas meja, mengambil buku-buku yang saya bawa. "oh ini yang dari Tondano ya?" tanya Bu Sonya. diikuti dengan kalimat yang hampir sama oleh Pak Sapardi "ooh.. yang di twitter tadi itu ya? yang katanya dari Tondano". rupanya mereka ingat siapa yang di twitter tadi dan menyadari kalau itu saya hahaha. melihat buku yang saya keluarkan lebih dari satu, Bu Sonya sambil tersenyum berkata "oh, ini kayaknya yang paling niat.. dari tadi (orang yang datang) baru ini yang paling niat kayaknya" disusul senyum tawa para staf yang mengelilingi meja, membuat saya antara malu, senang, dan bingung.. hahaha. yang pasti buku-buku ini harus ditandatangani.

    Saya : "pak, boleh tanda tangan di buku-buku ini juga, ngga?"

    SDD : "oh.. boleh.. boleh.. nanti bergantian. namanya, siapa?"

    Saya : "Wandy Moleh"

    SDD : "tulisannya kayak gimana?"

    Saya : (ambil gawai dan mengetik nama di kolom SMS. menyodorkan ke hadapan Pak Sapardi)

    SDD : "untuk Wandy Moleh. sekarang tanggal berapa?"

    Saya : "21"

    SDD : "21 Mei 2107. iya, mana lagi? yang belum (ditandatangan) ditaru di sini saja."

    bersama Pak Sapardi Djoko Damono

    Sama seperti saat seseorang yang bertemu idola, orang penting atau orang terkenal, saya juga tak mau menyiakan kesempatan foto bareng. ketika meminta izin mengabadikan moment.. "oh..iya..boleh. bisa selfie?" respon Pak Sapardi "biasanya anak-anak muda itu suka selfie" tambahnya, kali ini bicara pada staf. setelah meminta Pak Sapardi bergaya peace kami pun ber-wefie-ria. saya kemudian difoto bersama Pak Sapardi dan istri. sesaat sebelumnya saya menggenggam dua buku, bermaksud memberikan satunya lagi ke Pak Sapardi. mungkin inilah yang dinamakan kepekaan seorang penyair, spontan Pak Sapardi menanyakan buku mana yang harus dipegangnya. akhirnya novel Hujan Bulan Juni di tangan saya; sekuelnya, Pingkan Melipat Jarak di tangan penulisnya. di sela-sela penandatanganan buku, Pak Sapardi lebih banyak bertanya ketimbang saya. berikut transkrip percakapannya:

    SDD : "sekolah di mana?"

    Saya : "saya kuliah di Universitas Negeri Manado di Tondano"

    SDD : "oh di Tondano ada kampus juga ya.. saya baru tahu. kirain cuma di Manado"

    Saya : "iya..ada" (lagi mikir mau ngomong apa. syukurlah ada staf yang menyambung obrolan)

    Saya : "pak, saya kan lagi ngerjain skripsi, bisa tulis sesuatu ngga?"

    SDD : "oh.. iya..iya.. boleh. selesaikan skripsi saja." (sambil menulis di novel Suti)


    Karena pertemuan mendadak, saya tidak sempat menyiapkan mental dan pertanyaan-pertanyaan yang akan menjadi bahan obrolan sekaligus pelajaran langsung dari seorang guru besar di UI itu.


    SDD : "jadi kuliahnya di jurusan apa?

    Saya : "jurusan Bahasa Inggris"

    SDD : "oh sama.. sama kalo gitu. saya juga Bahasa Inggris"

    Saya : *dalam hati* iya pak.. please jangan bicara pake Bahasa Inggris pak.. jangan diuji pak.. ampuuun.

    SDD : "wah.. banyak juga ya.. buku-bukunya beli di mana?"

    Saya : "di Gramedia Samrat.. yang di (gramedia) satunya lagi. *sambil nunjuk seberang*

    SDD : "oh.. iya.. yang di jalan Samrat itu ya.."

    Saya : "iya"

    SDD menandatangani Pingkan Melipat Jarak

    B
    eberapa saat kemudian ada seorang cowok datang membawa Pingkan Melipat Jarak. saya yang saat itu berdiri memotret Pak Sapardi yang sedang menandatangani buku membiarkan cowok tadi meminta tanda tangan, dipotret, kemudian berlalu. dengan berakhirnya dua kali tanya jawab, acara Book Signing & Meet n Greet Sapardi Djoko Damono selesai. saya kembali duduk di samping Pak Sapardi, mengambil buku-buku yang sudah ditandatangani, berdiri, dan berjabat tangan dengan beliau.


    Saya : "pak, makasih pak" *spontan cium tangan*

    SDD : "iya.. iya.. sama-sama. nanti kalo ke Jakarta, kasih tahu saya."

    Saya : "iya..iya pak." (bertanya dalam hati, kapan saya bisa ke sana?)




    Pak Sapardi berjabat tangan dengan para staf. saya menghampiri Bu Sonya yang tadi sempat bertanya "dari semua buku, buku apa yang paling disuka? yang tanpa pikir panjang saya menjawab "Hujan Bulan Juni". lalu "kalo buku yang belum dibaca?" saya menjawab "Pingkan Melipat Jarak.. soalnya baru beli.." hehe.

    bersama Bu Sonya

    Saya : "bu, boleh foto bareng?"


    Bu Sonya : "iya.. boleh." (kata Bu Sonya dengan senyum ramah yang membuatnya selalu awet muda)

    Saya : "bu, makasih bu." (jabat tangan)

    Bu Sonya : "iya, sama-sama. jadi kamu lagi ngerjain skripsi ya?"

    Saya : "iya bu.. lagi ngerjain skripsi."


    Kemudian Bu Sonya dihampiri staf dan saya segera menepi. kali ini Pak Sapardi berjalan menjauh dari meja yang hendak dibereskan. saya kembali menghampiri pria yang sering disapa Eyang oleh orang-orang yang sudah mengenalnya itu dan meminta berfoto bersama untuk kesekian kali. tanpa gaya peace. hanya senyum yang mengembang. setelah berfoto, lagi-lagi penyair berusia 77 tahun ini berkata 


    SDD : "nanti.. kalo ke Jakarta, kasih tahu saya.. kasih tahu lewat apa.. apa itu.." *sambil merem*

    Saya : "twitter? email? instagram?"

    SDD : "bukan. apa.. apa tuh namanya." *merem lagi, mengingat-ingat*

    Saya : "facebook? whatsapp?"

    SDD : "twitter. kasih tahu lewat twitter"

    Saya : "oh twitter.. iya iya pak"

    SDD : "iya, kasih tahu saya di twitter biar bisa ketemu lagi, ya"

    Saya : "makasih pak, sekali lagi makasih."

    SDD : "iya..iya sama-sama." (berjabat tangan)

    Hari Minggu yang luar biasa. bulan April lalu, Hari Minggu saya difollback akun resmi Pak Sapardi. di bulan Mei, juga pada Hari Minggu saya bertemu dengan Pak Sapardi. nanti di Hari Minggu, pada bulan Juni entah tahun berapa.. apakah yang akan terjadi? apakah akan bertemu Pak Sapardi lagi dan diajari menulis langsung oleh sang maestro? bertemu Adimas Immanuel? atau meluncurkan karya-karya abadi seperti Sapardi Djoko Damono? amin.


    Demikianlah Artikel Melipat Jarak : Meet n Greet Sapardi Djoko Damono

    Sekianlah artikel Melipat Jarak : Meet n Greet Sapardi Djoko Damono kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

    Anda sekarang membaca artikel Melipat Jarak : Meet n Greet Sapardi Djoko Damono dengan alamat link Sapiens
    Next Post Previous Post
    No Comment
    Add Comment
    comment url