Syair: Rajah

Rajah - Hallo sahabat puisi,pengertian dari syair dan contoh ragam syair,pengertian syair dan pantun pengertian puisi syair serta pengertian dan contoh syair cuivre, Puisi, baca lagi di Pengertian syair Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Rajah, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Puisi, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Rajah
link : Rajah

Baca juga: sapiens, Pengertian syair


Rajah

1/
Seorang lelaki yang tidak kau kenal sedang membenci dirinya, juga masa lalu yang ia ternakkan di dalam padang kembara. Ia berharap suatu kapan, dari ibunya, lahir jutaan palu-palu yang siap menghantam kepalanya. Menewaskan semua kebosanan yang ia benci. Seperti kata penyair, hidup adalah kesepian masing-masing. Ia memeluk tubuhnya, berusaha memberikan pencahayaan terang. Entah kuning, merah, atau bayangan ayahnya. Ia selalu percaya, tubuh ini adalah musibah.

Ia datang kepada seorang perempuan dengan menelanjangkan tubuh. Rajah mawar menancap tepat di dada kirinya. Ia berharap dapat memberimu bunga yang tak mungkin layu ini. Jangan kau merahkan lagi marah, katanya sambil menyerahkan senjata. Ia berharap kau menembaknya. Tapi aku bukan kaum vandal yang tega membunuh, juga bukan malaikat maut yang bertugas mencabut nyawa, katamu.

Ia memang ingin mati di tangan perempuan itu. Ia habiskan separuh hidupnya untuk menemukan alasan mati di hadapanmu. Katanya, kesendirian memang perlu dicuri dari orang yang paling kau cintai.

Kisah itu mengingatkanku pada Clavo, lelaki yang hidup di abad pertengahan. Ia rela mati di ranjang kekasihnya. Sambil memegang tengkuknya, ia meneguk racun paling manis saat kekasihnya tidur. Ia mati dalam pelukan perempuan yang paling ia cintai.

2/
Sejak perempuan itu tak ingin membunuhnya, ia memilih hidup sebagai penjaga makam. Menyiasati kesendiriannya dengan melihat nisan-nisan yang berjejer seperti lintasan kereta. Mengantar orang-orang ketujuannya masing-masing.


Lelaki itu juga percaya bahwa ia memiliki tujuan. Namun seperti pepatah, jangan bermain api jika tidak ingin terbakar. Lelaki itu menggali makamnya sendiri. Tak ada nisan, kafan, ataupun papan. Ia masukkan tubuhnya ke dalam lubang dengan lukisan wajah perempuan itu sebagai temannya. Percayalah, dunia akan berakhir dengan kesia-siaan. Ia kemudian mati dalam dirinya sendiri. Matilah sebenar-benarnya mati.


Demikianlah Artikel Rajah

Sekianlah artikel Rajah kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Rajah dengan alamat link Sapiens
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url
Related Post
Puisi