Syair: Tentang Pendiam dan Apa Yang Dipendam

Tentang Pendiam dan Apa Yang Dipendam - Hallo sahabat puisi,pengertian dari syair dan contoh ragam syair,pengertian syair dan pantun pengertian puisi syair serta pengertian dan contoh syair cuivre, Puisi, baca lagi di Pengertian syair Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Tentang Pendiam dan Apa Yang Dipendam, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Tentang Pendiam dan Apa Yang Dipendam
link : Tentang Pendiam dan Apa Yang Dipendam

Baca juga: sapiens, Pengertian syair


Tentang Pendiam dan Apa Yang Dipendam




Manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan satu sama lain, ini memang jelas tak terbantahkan. tapi tak bisa dipungkiri juga, dalam kehidupan bermasyarakat kita pasti bertemu dengan sosok yang tertutup atau pendiam. yang saya maksud di sini adalah seorang yang benar-benar pendiam bukan yang terpaksa atau pura-pura diam.

Sering kali orang pendiam dianggap kesepian, membosankan, menakutkan, dan aneh. stigma ini muncul karena manusia pada umumnya suka berkumpul dan berbagi tawa, luka, bahkan air mata. Pendiam umumnya suka menyendiri. hang-out sendirian bukanlah masalah. hanya saja tatapan orang-orang sekitar yang jadi masalah baginya. apalagi jika bertemu orang yang dikenal "eh mau kemana? kok sendirian?", "hai.. lama ngga ketemu.. sendirian aja nih", "eh ngapain di sini? sendirian ya? kasihan" dibarengi dengan mimik prihatin.

Saat berkumpul, si pendiam tidak akan mendominasi pembicaraan. bahkan saat satu lawan satu, ia akan diam saja menunggu diajak bicara, jika tidak ia (mungkin) akan bersyukur. itulah mengapa pendiam dianggap membosankan, karena tak ada hal yang ia bagikan. tak ada ekspresi yang mengisyaratkan bahwa ia menikmati hidup.

Ketika ada yang bilang "hati-hati sama orang pendiam, diam-diam menghanyutkan!". kalimat yang diadopsi dari salah satu peribahasa ini agak mengganggu pikiran saya karena 'menghanyutkan' di sini diartikan dengan kemunafikan dan perbuatan jahat. mengingat para pelaku pembunuhan, pemboman, atau terduga teroris pada umumnya pendiam dan tertutup, (entah memang pendiam atau berusaha tertutup agar kejahatannya tidak diketahui) tapi memang ada juga pendiam yang karena tak kuat menahan tekanan di kehidupan yang berbuat jahat.

Padahal orang yang bukan pendiam pun bisa saja munafik dan jahat. memang sudah jadi rahasia umum pelaku kejahatan dikenal sebagai sosok pendiam tapi bisa saja itu hanya kamuflase. misal si Mutmainah cerita ke Pipit (gadis pendiam) bahwa dia kesal dengan Sofia. di sana ada Rapunsel yang juga dikenal pendiam turut mendengar. setelah itu, gadis yang sering disapa Rara atau Rapu ini cerita ke Jenitajunet, lalu Jenitajunet cerita ke Sofia. nah, bisa saja Rapu pura-pura, berusaha diam agar dapat 'materi' baru untuk diperbincangkan. ya salah si Mut juga, ceritanya ngga kira-kira.

Pendiam ditakuti dan dibilang aneh. tak jarang ia diremehkan. mungkin karena sikapnya yang pasif, beberapa orang 'gemas' dan mencari gara-gara. jika si pendiam mulai ambil tindakan, itulah yang disebut menakutkan. kalau saja keberadaannya dihargai, tak akan ada pendiam yang menakutkan. pendiam itu culun, payah, dan saat berada di kerumunan, orang akan menatapnya seolah sedang melihat pengemis yang muncul menyantap makanan di pesta ulang tahun bekas a-er-te-nya; antara kaget, heran, jijik dan kasihan.

Tak ada orang yang cerewet atau mudah bersosialisasi disebut culun. stigma culun sudah jadi 'busana' si pendiam. karena cenderung menutup diri, feel & skill mereka pun tak diketahui banyak orang, bahkan orang terdekat pun tak bisa melihatnya. pakaiannya itu-itu saja bahkan modelnya sudah ketinggalan jaman, dandanannya pun sederhana. tapi tidak semua pendiam begitu, ada pendiam yang ikut tren masa kini, ada pendiam yang tidak peduli itu.

Perasaan suka atau cinta si pendiam juga tak kalah dramatis. ia berlapang dada menerima kenyataan bahwa cintanya hanya akan dipendam. mungkin si pendiam termasuk orang yang sulit jatuh cinta, sehingga ketika dia merasakan cinta, tak masalah jika ia tak memiliki orang yang dicintai karena perasaan itu sudah membuatnya bahagia. tak hanya kesedihan yang dipendam, lagi-lagi kebahagiaan dinikmati sendirian.

Bagaimana rasanya jadi pendiam? sama seperti manusia biasa. ia paham manis getirnya kehidupan. paham bagaimana 'dipaksa' menjadi orang lain. paham tentang kebahagiaan dalam kesendirian. merasakan betapa bahagianya berada dalam kesunyian, tapi bukan berarti sepi, ada musik, buku, hewan peliharaan (jika ada), alam, imajinasi, dan apapun yang bisa dilakukan sendirian. merasakan betapa sakitnya memendam emosi dan serba salah ketika melepaskan emosi. ketika menyendiri, tak sepenuhnya ingin sendiri. adakalanya butuh teman, teman yang mau menerima keberadaan. bukan teman yang datang dengan basa-basi lalu beranjak pergi. banyak yang hanya sekadar ingin tahu masalah, disusul dengan kalimat 'sabar ya' atau bahkan langsung disudutkan-kemudian berlalu.

Untuk mengungkapkan pendapat atau pun perasaan tak semudah mereka yang 'hidup normal'. memang, mereka yang bersosialisasi pun mempunyai masalah yang tak kalah berat. tanpa harus mengkotak-kotakan kepribadian, setiap manusia sejatinya punya sisi introvertnya, salah satu tanda ialah berusaha menyimpan masalah. tapi mungkin si pendiam lebih sulit mengungkapkan. dilihat dari perannya untuk terjun di tengah masyarakat, mereka yang bukan pendiam paling tidak punya dua teman dekat yang bisa menampung curahan hatinya, sementara si pendiam akut, jangankan dua, satu teman pun masih dalam masa pertimbangan; apakah harus terbuka atau tidak.

Pada akhirnya, sekokoh apapun tembok pertahanan yang dibangun si pendiam akan roboh juga karena kembali ke statement awal, manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan satu sama lain. Jika kita mau menerima dan menghargai setiap manusia, paling tidak kasus kejahatan di dunia berkurang. coba ingat kembali kasus yang melibatkan orang pendiam sebagai pelaku. sebelum menilai baiknya kita pahami juga motifnya. mungkin karena dikecewakan, diremehkan, atau dikambing hitamkan. bukannya membela penjahat.. bukan. tapi mari introspeksi diri. selalu ada alasan disetiap perbuatan. apa yang dipendam (emosi atau skill) suatu saat akan dibongkar, entah itu dengan mengendap-endap atau secara mengejutkan.


Demikianlah Artikel Tentang Pendiam dan Apa Yang Dipendam

Sekianlah artikel Tentang Pendiam dan Apa Yang Dipendam kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Tentang Pendiam dan Apa Yang Dipendam dengan alamat link Sapiens
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url