Syair: Menolak Hadiah (?)

Menolak Hadiah (?) - Hallo sahabat puisi,pengertian dari syair dan contoh ragam syair,pengertian syair dan pantun pengertian puisi syair serta pengertian dan contoh syair cuivre, Puisi, baca lagi di Pengertian syair Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Menolak Hadiah (?), kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Menolak Hadiah (?)
link : Menolak Hadiah (?)

Baca juga: sapiens, Pengertian syair


Menolak Hadiah (?)

                                                   

Tak terasa sudah berada di bulan terakhir di tahun 2016. sebentar lagi merayakan Natal dan bulan depan saya ulang tahun. tapi entah perasaan macam apa ini? apakah karena hidup saya akhir-akhir ini di bawah tekanan? entahlah. rasanya bulan Januari masih sangat lama. rasanya masih lama lagi menerima ketambahan usia. atau mungkin lebih tepatnya, saya merasa belum pantas menerima anugerah itu. konyol memang, tapi inilah yang terbesit di pikiran saya.

Setelah merenung, mungkin ketidaksiapan menemui hari kelahiran ini didasari oleh 'kematian' saya di tahun ini. banyak hal yang sudah saya lewati, mulai dari untuk pertama kalinya berulang tahun seorang diri di perantauan, melawan rasa takut waktu jadi guru magang selama 3 bulan, bergumul dengan tugas akhir yang belum selesai-selesai, hingga tertimpa bebatuan kecil yang tak bisa dipungkiri bebatuan itulah yang memicu 'tekanan' yang saya sebutkan tadi. Padi feat. Iwan Fals - Sesuatu Yang Tertunda. itulah soundtrack kehidupan saya tahun ini.

Di usia ini memang terasa perbedaan sangat mencolok, begitu banyak hal yang mau tidak mau harus dihadapi. contoh kecilnya, jika ada yang bertanya 'sudah selesai kuliah, belum?' atau 'terus, kapan kamu wisuda?' dalam hati, rasanya belum pantas pertanyaan itu dilontarkan pada saya, tapi seketika sadar, mereka pantas bertanya seperti itu karena saya bukan lagi MaBa tapi mahasiswi semester akhir dan seharusnya sudah wisuda atau setidaknya melewati ujian skripsi atau paling tidak sudah ujian seminar. lalu saya mulai menghibur diri 'biarlah.. mungkin saya belum diizinkan segera wisuda karena masih butuh banyak belajar cara menghadapi kerasnya kehidupan nyata'. ada juga hal-hal yang dipendam, rasanya ingin berontak. tapi untunglah masih bisa ditahan dengan berbagai alternatif, salah duanya adalah mendengarkan musik di gawai dan tidur.

Tapi dibalik peliknya hari-hari di tahun 2016, saya bersyukur bisa membeli buku-buku puisi, novel dan cerpen yang berbau kesusastraan. dari dulu memang suka tentang linguistik dan sastra. tapi saya selalu menghindari membaca buku tebal, lebih tertarik dengan cerita bergambar seperti komik dan Majalah Bobo. tapi setelah dipikir-pikir, saya harus meninggalkan komik yang sudah distereotype sebagai bacaan anak sekolahan. tapi pada akhirnya saya masih mengoleksi komik hehehe. Bersyukur juga akhirnya tahun ini kami sekeluarga boleh punya hunian sendiri, dan keinginan punya blog bisa terealisasikan tahun ini, ya meskipun tugas saya sering tertunda gara-gara menulis di blog, at least I do something to make me happy. ☺

Balik lagi di perasaan enggan tiba di hari ulang tahun. sudah dekat, bulan depan, tapi rasanya begitu jauh. sangat jauh. rasanya tak pantas menerima berkat itu bulan depan karena saya tak berbuat sesuatu yang berguna tahun ini. sesuatu yang menyenangkan orang tua dan menyenangkanNya. sedikit demi sedikit, berusaha melupakan sejenak masalah dan mencoba mengerjakan tugas akhir tapi tidak juga membawa hasil. ditambah dengan 'gangguan mental' yang berimbas di gangguan kesehatan yang menerjang satu per satu bagian tubuh. seperti seorang yang menjalani hidup dan siap mati kapan saja.

Semoga sebelum tahun ini berakhir atau di Hari Natal nanti, hati dan pikiran saya dibersihkan dari lumpur yang membuat saya seakan menolak hadiah Tuhan untuk saya. tentu tanpa usaha untuk berubah saya tidak bisa mengubahnya, harapan hanya akan jadi harapan, dan kepahitan akan tetap menjadi kepahitan.

Apakah saya harus mengingkari hari ulang tahun yang datang sebulan lagi? apakah saya harus menolak usia dan penyertaan yang sudah disediakan? tentu jawabannya tidak. Tuhan itu penuh kasih dan saya harus menerima 'hadiah' itu tak peduli baik atau buruknya saya selama ini. karena di setiap doa terselip kata 'berkat', berkatilah saya, berkatilah dia, berkatilah mereka, dan berkatilah kami semua. maka anak-anak Tuhan berhak menerima berkat yang diberikan secara cuma-cuma.


Demikianlah Artikel Menolak Hadiah (?)

Sekianlah artikel Menolak Hadiah (?) kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Menolak Hadiah (?) dengan alamat link Sapiens
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url