Syair: The Trees and The Wild

The Trees and The Wild - Hallo sahabat puisi,pengertian dari syair dan contoh ragam syair,pengertian syair dan pantun pengertian puisi syair serta pengertian dan contoh syair cuivre, Puisi, baca lagi di Pengertian syair Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul The Trees and The Wild, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : The Trees and The Wild
link : The Trees and The Wild

Baca juga: sapiens, Pengertian syair


The Trees and The Wild



Dibentuk tahun 2005, The Trees and The Wild adalah band indie yang mengusung genre akustik folk  kemudian berkembang menjadi ambient, post-rock, dan tentu tanpa meninggalkan genre dasar mereka, folk. sama seperti band kebanyakan, band yang dibentuk di Bekasi ini diawali dengan pertemanan Remedy Imanuel Waloni (vokal, gitar akustik), Iga Massardi (gitar elektrik, akustik, backing vokal, perkusi), dan Andra Budi Kurniawan (gitar akustik, bass, backing vokal) di masa sekolah. nama The Trees and The Wild dipilih karena menunjukan situasi yang bebas, hidup, dan tidak artifisial. ini jelas mendeskripsikan musik mereka yang santai tak terikat dan menyejukan.
Perjalanan bermusik TTATW dimulai tahun 2006, saat itu mereka mulai menulis beberapa lagu. adalah Honeymoon on Ice yang menjadi single pertama mereka dan terbilang sukses di Jakarta. album perdana yang bertajuk Rasuk dirilis 2009. mereka juga sempat menjalani tur di Eropa pada 2012.



Di suatu malam pada 2010, saya tak sengaja melihat sekelompok anak muda di-interview dalam suatu acara (semacam acara musik lokal anak muda Jakarta) di JakTV. kala itu yang diundang adalah The Trees & The Wild dan Ikat Kepala. Remedy bercerita tentang film pendek mereka yang bertajuk Dua Tiang Tujuh Layar, kemudian perform lagu (kalo ngga salah ingat) Malino. mendengar petikan gitar dan kesejukan yang ditawarkan trio TTATW ini membuat saya kagum dan berinisiatif merekam suara mereka di telepon seluler. (masih hp bl**berry, belum ada smartphone) waktu itu sulit mencari info band indie lokal seperti mereka dan mengakses lagunya juga sulit. ke warnet cuma cari tugas sekolah dan update status FB. hehe
Kini TTATW bertambah personil, mereka adalah Tyo Prasetya (bass), Hetri Nur Pamungkas (drum) serta Charita Utamy (backing vokal). Sedangkan Iga massardi mengundurkan diri dan tengah fokus dengan band barunya, Barasuara. Berikut ini saya bagikan lagu-lagu The Trees and The Wild yang diambil dari album Rasuk (2009) dan Zaman, Zaman (2016).


13. Fight the Future


intro-nya terasa seperti mendengar britpop. awalnya saya tidak begitu suka dengan lagu ini. tapi saat mendengar melodinya di pertengahan lagu, to be honest.. not bad.


12. Malino


Lagu ini terinspirasi dari gunung Malino yang kokoh berdiri di Sulawesi Selatan. lagu Malino masuk sebagai backsound dalam proyek film pendek Dua Tiang Tujuh Layar. Diawali dengan kicauan burung dan disambut petikan gitar membuat kita melayang dan tersesat di alam terbuka. sejuk merasuk.


11. Honeymoon on Ice



mendengar lagu ini seperti berada di daerah bersalju melihat orang-orang main ice skating dari dalam rumah yang hangat. petikan gitar trio TTATW begitu menyejukan. tak heran lagu ini mengantarkan mereka ke penikmat musik Indonesia bahkan Eropa.


10. Verdure


lagu ini mengarah ke post-rock. suara sang vokalis seperti berbisik-bisik, tenang dan suatu waktu bisa meledak.


9. Kata


salah satu lagu yang memiliki sedikit lirik. kendati tak banyak kata-kata, Kata punya makna yang mendalam dibalut dengan aransemen musik yang tenang hingga akhir.


8. The Nobel Savage



saya tidak begitu suka lagu ini, tapi tak ada salahnya coba mendengarkan. masuk dalam album Rasuk, lagu ini masih dalam formasi bertiga, Remedy, Andra, dan Iga.


7. Saija


apa yang dimaksud dengan Saija? apakah ejaan zaman dulu untuk kata "saya"? entahlah. lagu ini begitu misterius sama seperti lagu-lagu lain yang dimuat dalam Zaman, Zaman. komposisi musik yang dituangkan TTATW memang tidak main-main.


6. Berlin


Berlin mirip dengan Honeymoon on Ice, terdengar seperti musik band luar negeri tapi setelah dengar suara backing vokal, bisa ditebak Berlin milik musisi Indonesia, hehe. tapi jangan salah, kekayaan melodi membuat lagu-lagu TTATW punya daya pikat tersendiri.


5. Tuah/Sebak


sinden dari Tamy sang backing vokal menjadi warna tersendiri dalam musik TTATW, termasuk dalam lagu ini. eksperimen bertahun-tahun dari mereka membuat musik mereka berkembang.


4. Our Roots


lagu yang berdurasi 5 menit 35 detik ini mempunyai intro yang panjang. mendengar intro lagu ini mengingatkan kita saat berada di dalam box ATM. diawali dengar suara Tamy, lalu dipotong dengan petikan gitar yang seperti musik bambu. sama seperti mendengar lagu yang lain, lagu ini juga mengalami repetisi. tanpa lirik, Our Roots tetap asik.


3. Monumen


salah satu ciri khas TTATW adalah lirik yang irit. kali ini Tamy (backing vokal) mengawali lagu lalu diikuti oleh Remedy (vokalis utama). di pertengahan lagu kita seperti dibawa ke luar angkasa atau .. entah mereka mengajak kita menonton film (?) lalu muncul suara-suara yang kemudian menghilang. kali ini hanya permainan musik dan symbal Hetri Nur yang terdengar, lalu terdengar lagi suara tadi dan menghilang. 


2. Empati Tamako


dalam rekaman asli, empati tamako berdurasi 14 menit 35 detik. tapi setiap perform bisa saja berubah-ubah. dalam versi akustik (sebelum dimasukan dalam album ke dua tahun 2016) hanya berdurasi 3 menit 34 detik. awalnya saya sempat bertanya-tanya apa yang dimaksud dengan Tamako pada lagu ini? apakah palu/martil (martelu) atau nama tempat atau ada arti lain lagi? setelah ditelusuri, ternyata Tamako di sini merujuk ke nama tempat. ya, bagi pembaca yang berasal dari Kab. Sangihe pasti tahu yang saya maksud. Tamako adalah salah satu daerah kecamatan yang ada di Kabupaten Sangihe, Sulawesi Utara. katanya ibu dari sang vokalis berasal dari Tamako. bisa jadi lagu ini tercipta saat Remedy berada di sana. lagipula mengingat nama belakang Remedy yang familiar, masuk akal juga kalo Remedy berdarah SULUT. dan satu lagi, saya sebagai pendengar The Trees & The Wild dan pengagum Remedy Waloni, ngga menyangka dia punya darah Sangihe sama seperti saya. satu kawanua torang, hehe. daruge.


1. Derau dan Kesalahan


masuk intro lagu ini sudah keren. berbagai instrumen dimainkan bergiliran dan menyatu. dimulai dengan tempo lambat suara Remedy membius lagi-lagi membawa saya serasa berdiri di alam bebas. di ujung tebing paling curam menyaksikan kabut yang menyelimuti hutan dan menghirup napas dalam-dalam. para personil berhasil membuat lagu ini menjadi hidup. boleh dibilang, lagu ini adalah mahakarya mereka.


terlepas dari penjelasan saya tentang Tamako di atas, Empati Tamako adalah salah satu lagu The Trees and The Wild yang sering saya dengar.


Demikianlah Artikel The Trees and The Wild

Sekianlah artikel The Trees and The Wild kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel The Trees and The Wild dengan alamat link Sapiens
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url