Judul : Peziarah dan Anak Panah
link : Peziarah dan Anak Panah
Peziarah dan Anak Panah
Tubuhmu baru saja bau tanah
hingga sepasang mata menahan anak panah
sekali kedip, pengincar hatimu patah
kata orang, dia peziarah dari musim langit
tapi, kau tidak butuh peziarah, rupanya
lalu mininggalkannya sendiri
Kini, kau lebih banyak menghabiskan waktu di dapur milik cemburuku
orang-orang mulai senang memberi nasehat
“jangan bermain api, jika tidak ingin terbakar”
pepatah yang mirip kisah kita itu mungkin benar - tapi mungkin juga salah
Jutaan tahun yang lalu, seorang lelaki gagal dilahap api
semenjak itu, saya percaya, ada api yang bertugas untuk menyejukkan
setidaknya, Ibrahim tidak mati dalam pembakaran Raja Namrud
Alasanmu meninggalkan peziarah itu kini disapa ayah oleh anak-anakmu
sedang aku, peziarah yang kau tinggalkan itu, baru berpikir menyelesaikan puisi ini
jangan baca dari bait kedua, sebab, mungkin kau hanya menjadikan
kisah Ibrahim sebagai mitos
tapi yakinlah, aku masih bait pertama yang setia
mengunjungi masa lalu kita
meski hanya mendapatkan patahan anak panah
Demikianlah Artikel Peziarah dan Anak Panah
Sekianlah artikel Peziarah dan Anak Panah kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Peziarah dan Anak Panah dengan alamat link Sapiens